Terima Kasih =MAAF...
Saya tahu, judul postingan ini terdengar tak umum...
Yah, ada pengalaman mendalam mengenai soal TERIMA KASIH ini.
Bertahun saya menjadi guru dan berkali menerima ucapan TERIMA KASIH (tulus=puji Tuhan saya masih diberi hati nurani untuk menghargai ucapan terima kasih yang TULUS), BUKAN rasa bahagia yang kege-er an dengan ucapan itu. Tetapi BAHAGIA yang PLOOOONNNGGG....
Maaf, keterbatasan saya membuat saya tidak mampu mengekspresikan dengan ungkapan yang tepat, barangkali. Tapi BAHAGIA yang PLOOONNGG itu karena KETIKA MEREKA BERUCAP TERIMA KASIH, terdengar di telinga saya bagaikan, "Ibu guru, kami MEMAAFKAN Ibu. MEMAAFKAN Ibu pernah bersikap keras dan disiplin pada kami,MEMAAFKAN Ibu yang pernah menghukum kami, MEMAAFKAN Ibu yang mungkin disadari atau tidak menyakiti jiwa-jiwa yang sensitif.......karena KINI kami percaya, NIAT Ibu sebenarnya baik....PLOOONNGGG....
Yah, dengan ucapan terima kasih murid-murid terkasih, sebuah ucapan terima kasih bermakna ribuan MAAF bagi kesalahan/kekurangan saya selama menjadi guru mereka, dan itu adalah RAHMAT dan KEBAHAGIAAN luar biasa, yang membuat langkah saya sebagai gurumenjadi lebih ringan....
TERIMA kasih, Bu Guru --> Terima kasih anak-anak, atas MAAF nya.
1. Eka Yulianti (ex pengurus OSIS, pengelola majalah sekolah)
Dalam speech yang dia berikan sebagai wakil penerima penghargaan pelajar teladan, secara khusus ia menyebut nama saya di depan khalayak dengan ungkapan positif. Dan pada saat yang sama, saya diliputi rasa bahagia dan PLOOONNGG yang luar biasa, karena artinya dia menyatkan dia MEMAAFKAN saya. Yaahh...Untuk menemani Eka yang demikian potensial dan mandiri, saya cukup keras terhadap dia, karena saya tahu, dia kuat, dia tough, di mana bila saya lembek pada dia, dia mungkin kurang terpacu mengolah dan mengangkat potensinya. Dan jujur, di tangan dialah, tonggak perubahan majalah sekolah yang kami arahkan dikekola siswa secara mandiri-DIMULAI, dengan design dan icon, rubrik2 baru. Salut buat Eka DKK. Terima kasih Nak, atas MAAFnya. Tetap semangat dan penuh inovasi, Ka!
2. Krisna (ex ketua OSIS)
Di suatu siang, saat saya membersihkan ruang OSIS untuk mengusir waktu, Krisna menemui saya di depan pintu ruang OSIS. Dengan santai dan sikap dewasa dia berkata, ternyata ilmu kepemimpinan dan organisasi yang Ibu terapkan dan ajarkan pada kami sangat berguna. Kalau dulu kami tidak mengalami semua itu, saya pasti akan mengalami kesulitan saat di SMA. Jujur, terhadap angkatan kepengurusan Krisna saya termasuk keras--yaahhh...tarik ulur pasti, menyesuaikan karakter murid dan situasi. Dan beberapa tahun kemudian, Krisna datang dan memberi saya MAAF. Terima kasih, Krisna. Keep cool, Kris.
3. Daniel Trisno (ex Ketua OSIS)
Daniel murid yang cerdas, juga sportif. Perpaduan yang luar biasa untuk seorang anak SMP saat itu. Sportivitasnya sebagai ketua OSIS saat itu harus saya acungi jempol, walaupun dia harus berhadapan dengan saya-gurunya-yang tidak main-main tegas menghadapi dia. Saat itu barangkali dia tidak sadar bahwa saya percaya pada potensi dan kekuatan pribadi yang dia miliki. Beberapa tahun kemudian, setelah dia berhasil meraih beasiswa (yang saya sangat yakin itu dengan kemampuan yang dia miliki), dia dengan rendah hati menyatakan di inbox FB, bahwa suksesnya tak mungkin lepas dari peran banyak orang--dan salah satunya, gurunya, termasuk saya. PLOOONNGGG...terima kasih Daniel, atas MAAF yang telah kauberikan kepada saya. Sukses selalu.
4. Andhika
Andhika murid yang pintar dan cerdas, ceplas-ceplos, terkadang tampak semau gue dan easy going. Siapa sangka....sehari setelah perpisahan kelas 3, dia mendatangi saya yang sedang berada di hall bawah sekolah. Tanpa terduga, dia memberi bingkisan buku "dare to fail" dan......meminta ciuman perpisahan dari saya! Seumur hidup saya menjadi guru, pertama inilah seorang murid cowok meminta ciuman perpisahan. Dia tidak ber kata banyak(padahal biasanya dia sangat talkative , selain memberi saya jabat tangan dan mencium pipi saya--pipi seorang guru yang bertubuh gemuk dan nyaris tak pernah bersentuhan dengan make-up.....Ciuman itu bagi saya berarti satu--maaf darinya, dan keikhlasannya menerima apa yang bisa saya berikan selama ia menjadi murid saya. Ya, Andhika yang bertubuh tinggi tegap, berwajah manis dan lucu, serta pintar--berkata singkat," give me a kiss, Ma'am, thank you" Terima kasih, Nak, untuk maafmu...
Yah, ada pengalaman mendalam mengenai soal TERIMA KASIH ini.
Bertahun saya menjadi guru dan berkali menerima ucapan TERIMA KASIH (tulus=puji Tuhan saya masih diberi hati nurani untuk menghargai ucapan terima kasih yang TULUS), BUKAN rasa bahagia yang kege-er an dengan ucapan itu. Tetapi BAHAGIA yang PLOOOONNNGGG....
Maaf, keterbatasan saya membuat saya tidak mampu mengekspresikan dengan ungkapan yang tepat, barangkali. Tapi BAHAGIA yang PLOOONNGG itu karena KETIKA MEREKA BERUCAP TERIMA KASIH, terdengar di telinga saya bagaikan, "Ibu guru, kami MEMAAFKAN Ibu. MEMAAFKAN Ibu pernah bersikap keras dan disiplin pada kami,MEMAAFKAN Ibu yang pernah menghukum kami, MEMAAFKAN Ibu yang mungkin disadari atau tidak menyakiti jiwa-jiwa yang sensitif.......karena KINI kami percaya, NIAT Ibu sebenarnya baik....PLOOONNGGG....
Yah, dengan ucapan terima kasih murid-murid terkasih, sebuah ucapan terima kasih bermakna ribuan MAAF bagi kesalahan/kekurangan saya selama menjadi guru mereka, dan itu adalah RAHMAT dan KEBAHAGIAAN luar biasa, yang membuat langkah saya sebagai gurumenjadi lebih ringan....
TERIMA kasih, Bu Guru --> Terima kasih anak-anak, atas MAAF nya.
1. Eka Yulianti (ex pengurus OSIS, pengelola majalah sekolah)
Dalam speech yang dia berikan sebagai wakil penerima penghargaan pelajar teladan, secara khusus ia menyebut nama saya di depan khalayak dengan ungkapan positif. Dan pada saat yang sama, saya diliputi rasa bahagia dan PLOOONNGG yang luar biasa, karena artinya dia menyatkan dia MEMAAFKAN saya. Yaahh...Untuk menemani Eka yang demikian potensial dan mandiri, saya cukup keras terhadap dia, karena saya tahu, dia kuat, dia tough, di mana bila saya lembek pada dia, dia mungkin kurang terpacu mengolah dan mengangkat potensinya. Dan jujur, di tangan dialah, tonggak perubahan majalah sekolah yang kami arahkan dikekola siswa secara mandiri-DIMULAI, dengan design dan icon, rubrik2 baru. Salut buat Eka DKK. Terima kasih Nak, atas MAAFnya. Tetap semangat dan penuh inovasi, Ka!
2. Krisna (ex ketua OSIS)
Di suatu siang, saat saya membersihkan ruang OSIS untuk mengusir waktu, Krisna menemui saya di depan pintu ruang OSIS. Dengan santai dan sikap dewasa dia berkata, ternyata ilmu kepemimpinan dan organisasi yang Ibu terapkan dan ajarkan pada kami sangat berguna. Kalau dulu kami tidak mengalami semua itu, saya pasti akan mengalami kesulitan saat di SMA. Jujur, terhadap angkatan kepengurusan Krisna saya termasuk keras--yaahhh...tarik ulur pasti, menyesuaikan karakter murid dan situasi. Dan beberapa tahun kemudian, Krisna datang dan memberi saya MAAF. Terima kasih, Krisna. Keep cool, Kris.
3. Daniel Trisno (ex Ketua OSIS)
Daniel murid yang cerdas, juga sportif. Perpaduan yang luar biasa untuk seorang anak SMP saat itu. Sportivitasnya sebagai ketua OSIS saat itu harus saya acungi jempol, walaupun dia harus berhadapan dengan saya-gurunya-yang tidak main-main tegas menghadapi dia. Saat itu barangkali dia tidak sadar bahwa saya percaya pada potensi dan kekuatan pribadi yang dia miliki. Beberapa tahun kemudian, setelah dia berhasil meraih beasiswa (yang saya sangat yakin itu dengan kemampuan yang dia miliki), dia dengan rendah hati menyatakan di inbox FB, bahwa suksesnya tak mungkin lepas dari peran banyak orang--dan salah satunya, gurunya, termasuk saya. PLOOONNGGG...terima kasih Daniel, atas MAAF yang telah kauberikan kepada saya. Sukses selalu.
4. Andhika
Andhika murid yang pintar dan cerdas, ceplas-ceplos, terkadang tampak semau gue dan easy going. Siapa sangka....sehari setelah perpisahan kelas 3, dia mendatangi saya yang sedang berada di hall bawah sekolah. Tanpa terduga, dia memberi bingkisan buku "dare to fail" dan......meminta ciuman perpisahan dari saya! Seumur hidup saya menjadi guru, pertama inilah seorang murid cowok meminta ciuman perpisahan. Dia tidak ber kata banyak(padahal biasanya dia sangat talkative , selain memberi saya jabat tangan dan mencium pipi saya--pipi seorang guru yang bertubuh gemuk dan nyaris tak pernah bersentuhan dengan make-up.....Ciuman itu bagi saya berarti satu--maaf darinya, dan keikhlasannya menerima apa yang bisa saya berikan selama ia menjadi murid saya. Ya, Andhika yang bertubuh tinggi tegap, berwajah manis dan lucu, serta pintar--berkata singkat," give me a kiss, Ma'am, thank you" Terima kasih, Nak, untuk maafmu...
Comments
Post a Comment